Minggu, 27 Desember 2009

Pekan Kerajinan Jawa Barat 2009

Tangga 23-27 Desember 2009 ada pameran kerajinan di Graha Manggala Siliwangi. berhubung saya sering lewat ke gedungnya, saya jadi penasaran ingin lihat pamerannya.

Akhirnya, tanggal 24 setelah mengambil rapor, saya ke sana bersama ibu dan kakak saya dan memotret beberapa barang-barang di sana.


First stand sells sandals, tissue boxes, boxes and other things with batik pattern :D check out the photo ;)



Other stand sells bags, sandals, tablecloth and other things from roots, well.. they weaved it, but it's nice :D


this photo is taken from the 'Bogor' City stand, they sell traditional puppets (above) and some accessories from ceramics :D


this stand also sells some accessories, utensils and painted plates from ceramics (but of course, it's a different stand from the previous one)


from some different stands. they sell Batik from Kampung Naga (translate: Dragon Village) and mask


these souvenirs are made from woods.


these are some Batik clothes. i has so many beautiful patters.


i love this Batik cloth, it's very very beautiful >.< well, there's other beautiful pattern, but i didn't take a pict of it T.T this is handmade, not the stamp Batik.

these are some other things from some stands. it's angklung (traditional music instrument, traditional puppets, ceramics and painting.


well... those are what in the exhibition. it's so cool :D and i wish i can go to the next exhibition too :D comment please..

Sabtu, 19 Desember 2009

Foto Kelas 9J

huwaaa.. hari ini saya cape piseun, heu heu..
hari ini 9J pada foto kelas di Dago Pakar (taman Ir. H. Djuanda) udah lama nunggu ternyata anak-anak yang lain udah pada duluan (saya ga bareng temen-temen)
udah sesi foto, kita ke goa belanda, tapi jalannya jauh, heuheu.walaupun akhirnya sampai juga hehehe.
seperti biasa, nyewa senter dulu~berarti nanti kalau ke goa lagi siapin senter sendiri ok? haha.

pas di dalam goa, guidenya ngasih tau pas di goa yang ga jadi di gali kalau di situ pernah ada penampakan. habis itu elga sempet bilang "o iya?" atau apa gitu, pokoknya agak meragukan kebenaran penampakan itu. tapi habis itu si guide bilang "kamu ga percaya? liat di dalemnya."
waduh.. horror banget tuh kata-kata, dia bilang ga jadi di gali gara-gara bisa longsor kalau terus digali.

setelah ke goa belanda, udah pada cape semua, akhirnya pada balik ke tempat parkir, pas mau ke tempat parkir utama, ada penjual souvenir dari kayu. huwaaa.. jadi pingin beli, tapi sebelum itu aku tanya ke si teteh pejual tentang harganya. wah, lumayan buat souvenir snail mail (pikirannya langsung tertuju ke snail mail) akhirnya karena ga bawa duit (kasian banget sih) aku ke tempat parkir dimana ibu aku nunggu dan bilang "aku nemu souvenir, tapi tadi ga bawa duitnya" dan ibu aku kaya yang udah ngerti, akhirnya bilang "tempatnya jauh?" aku bilang "engga" tapi ternyata buat ibu aku jauh, heu heu heu.

habis itu akhirnya milih souvenirnya. berhubung banyak surat yang belum dibales, jadi sekalian aku kasih souvenirnya (bersabarlah kalian para penpalsku, heu heu)

pulang-pulang aku langsung terkapar dan tidur, tau-tau udah magrib (parah, paraaah..) tapi memang hari ini cape jalan, huwehehe. sorry rada geje postingannya :P

Sabtu, 05 Desember 2009

The Hunt for Atlantis

Penerbit: Gagas Media
Pengarang: Andy McDermott
Tahun: 2008
Novel ke 1 dari 8 novel (sementara)
Cover Bahasa Indonesia








Novel ini berisi tentang perjalanan Nina Wilde, seorang arkeolog muda dalam menemukan Atlantis, namun mereka meniggal dunia saat melakukan ekspedisi. Nina sendiri pun tidak tahu penyebab kematian orang tuanya karena tidak mengikuti ekspedisi itu.

Sepuluh tahun setelah kematian orangtuanya, Nina mengajukan proposal tentang pendanaan pencarian Atlantis pada suatu departemen universitas, namun tiga orang yang mewakili departemen itu menolak proposal Nina, bahkan kepala departemen, Jonathan Philby, teman dekat orangtua Nina.

Karena suatu kejadian, Nina akhirnya bertemu dengan pegawal pribadinya, Eddie Chase, yang disewa oleh Kristian Frost, miliarder yang memimpin Frost Foundation. Lalu Nina bertemu dengan Kristian Frost di Norwegia. Frost akhirnya bersedia mendanai Nina dan dimulailah ekspedisi pencarian Atlantis Nina yang dibantu oleh Chase dan putri Kristian Frost, Kari Frost.

Perburuan dimulai dari Irak. Kari membeli orichalcum, lempeng kemerahan peningggalan Atlantis, namun ternyata Nina, Chase dan Kari dijebak sehingga terjadi kontak senjata antara kubu Frost dengan kubu Qobras, rival yang mencegah mereka menemukan Atlantis. Setelah akhirnya berhasil lolos dari Qobras, mereka pergi ke Paris untuk menerjemahkan tulisan yang ada pada orichalcum. Dibantu oleh Jonathan Philby, mereka pun menemukan petunjuk keberadaan Atlantis di Brazil.

Sebelum tim ekspedisi Frost sampai ke tujuan di Brazil, suku Indian telah membunuh beberapa anggota ekspedisi. Nina, Chase, Kari dan di Salvo, salah satu anggota ekspedisi yang mengerti bahasa Indian menjadi sandera mereka. Nina kemudian memberika orichalcum pada suku Indian tersebut dan mereka pun mengantar Nina dan yang lainnya ke sebuah replika kuil Poseidon. Mereka meminta Kari beserta Nina dan Chase untuk mengembalikan orichalcum serta menghadapi tiga ujian, namun sayangnya sebelum mereka menyelesaikan tiga ujian tersebut, Qobras menemukan jejak mereka dan lagi-lagi terjadi kontak senjata.


Novel ini ditulis dengan sudut pandang orang ketiga sehingga kita dapat mengerti seluruh isi cerita. Novel ini juga memuat data-data tentang Atlantis yang ada, jadi sangat cocok untuk orang yang tertarik pada sejarah, fantasi dan arkeologi.

Dengan membaca novel kita kita seakan dibawa berkeliling tempat-tempat di dunia. Emosi dan masalah yang memuncak ditulis dengan sangat menarik. Terdapat banyak kejadian tak terduga yang ada di akhir cerita.

Suasana tegang pada novel ini dapat terasa karena penulis memilih kata-kata yang bagus. Cerita ini ditulis langsung pada intinya sehingga pembaca tidak akan merasa jenuh. Covernya pun menggambarkan kondisi Atlantis yang membuat pembaca dapat membayangkan kota yang hilang tersebut.

Sayangnya, pada bagian-bagian tertentu, agak susah membayangkan beberapa bentuk seperti bentuk-bentuk dari transportasi yang memang jarang kita lihat pada kehidupan sehari-hari.

Novel ini sebaiknya dibaca oleh remaja dan dewasa, karena pada beberapa bagian, terdapat kontak senjata dan adegan-adegan mengerikan saat pertempuran antara Frost dan Qobras. Bagi yang menyukai cerita fiksi dan mitos, novel ini sangat direkomendasikan.