Selasa, 29 November 2011

The Rosary Murderer

Judul: The Rosary Murderer (Original: The Rosary Girls)
Pengarang: Richard Montanari
Penerbit: Dastan Books
Tahun terbit: 2007
Tebal buku: 604 halaman
Cover Bahasa Indonesia






Udah ngerasa serem dengan ngeliat covernya? Yak, mencoba membaca genre lain selain fantasi, The Rosary Murderer akhirnya saya pilih dan beneran ini novel keren banget! Dari semua novel yang pernah aku baca (termasuk fantasi)

Novel international bestseller ini bergenre thriller dan berlatar Philadelphia, AS. Jessica Balzano adalah seorang detekrif polisi yang baru saja pindah ke unit pembuhunan. Hanya beberapa jam setelah kedatangannya ke unit pembunuhan tersebut, ia telah mendapat tugas pertamanya. Dengan bantuan mitranya, Kevin Bryne mereka memulai penyelidikan atas kasus pembunuhan tersebut.

Seorang gadis ditemukan tewas di salah satu rumah tak terurus di daerah kumuh Phili. Lehernya patah. Tangan gadis tersebut dalam keadan berdoa dan disatukan dengan mur/baut yang menembus telapak tangannya. Terdapat pula rosario pada tangan korban. Pada dahinya terdapat tanda salib. Korban diketahui bersekolah di sekolah Katolik dari baju seragam yang dipakainya.

Tak ada satu sidik jari pun pada korban dan di TKP. Petunjuk yang sangat minim menyulitkan Jessica dan Kevin untuk mencari pembunuh keji ini. Keesokan harinya, seorang gadis yang berasal dari sekolah Katolik juga ditemukan tewas dengan cara yang sama. Korban lain ditemukan beberapa hari setelah korban pertama ditemukan. Pada pembunuhan yang telah berpola ini, terdapat hal yang janggal. Korban-korban seperti dibunuh untuk satu ritual religius bagi si pembunuh.

Di tengah kelelahan badan dan pikiran. Antara masalah pribadi yang berkecamuk dan masalah pekerjaan yang mengalami kebuntuan dan keputusasaan, Jessica dan Kevin harus terus berjuang dan mencari pembunuh rosario ini. Tak jarang, mereka melakukan kesalahan terhadap dugaan mereka.

Seperti novel-novel tentang pembunuhan lainnya, kita berkali-kali dibuat yakin tentang tersangka pada kasus tersebut--dan berkali-kali keliru pula. Novel ini sangat memikat pembaca. Bahasanya membawa pembaca pada emosi-emosi kompleks yang dialami detektif-detektif dan si pembunuh itu sendiri. Penulis (dan penerjemah) sukses membuat pembaca merasakan keputusasaan para detektif juga merasakan perburuan yang berpacu dengan waktu--sebelum lebih banyak lagi korban yang jatuh. Bagian akhir cerita yang dibuat menegangkan memang terasa sangat menegangkan. Two thumbs up for rosary murderer

Rabu, 23 November 2011

Phoenix dalam Mahkota Negeri Azura

Judul : Phoenix dalam Mahkota Negeri Azura

Pengarang : A. M. K. Narongkrang

Penerbit : VoilaBooks (PT. Mizan Publika)

Tahun Terbit : 2005

Tebal Buku : 531 halaman

Harga Buku : Rp 54.000,00



Berawal dari tugas resensi novel yang dikasih guru bahasa Indonesia, saya baca buku ini. Berhubung gurunya ga ngebolehin buat ngerensi novel terjemahan (harus penulis Indonesia), jadi saya nyari novel genre yang saya sukai (fantasi) tapi penulisnya dari Indonesia di taman bacaan dan buku ini adalah satu dari sedikit banget novel bergenre fantasi karya penulis Indonesia. Berhubung (lagi) resensi awalnya buat tugas, jadi bahasanya buat resensi yg ini lebih formal. but please, enjoy :)


Novel fiksi fantasi yang beredar di Indonesia hingga saat ini hampir seluruhnya merupakan novel terjemahan. Sedikit sekali novel fantasi karya penulis Indonesia yang ditemukan di pasaran. Salah satunya adalah Phoenix dalam Mahkota Negeri Azura. A. M. K. Narongkrang, sang penulis berencana untuk menjadikan Phoenix dalam Mahkota Negeri Azura sebagai novel pertama dalam pentalogi Phoenix.

Jika dibandingkan dengan novel fantasi lainnya novel ini masih tergolong biasa saja, meskipun imajinasi penulis sudah bagus. Latar sosial kehidupan di Indonesia yang dalam dunia fantasi di buku ini memberikan rasa tersendiri ketika kita membacanya.Tema novel ini sudah cukup lumrah, yaitu seseorang yang sebetulnya merupakan orang besar dan penting, namun jati dirinya dirahasiakan oleh pihak-pihak tertentu hingga akhir cerita. Alur ceritanya agak membosankan karena isi novel terkesan bertele-tele dan tidak fokus.

Phoenix merupakan anak dari Alba Ragoes, pengusaha kayu di daerah terpencil Negeri Mayorats. Ibunya Wetty se-lalu bersikap jahat terhadap Phoenix, karena ia adalah anak yang dipungut oleh Alba Ragoes entah di mana. Alba dan Wetty memiliki seorang anak kandung, Shahasika. Wetty, perempuan yang selalu marah dan mengeluh, lebih menyayangi Shahasika.

Masalah dimulai saat Alba sekeluarga beserta teman Shahasika dan Phoenix—Eaton dan si kembar, Laryna dan Shalley—pergi ke rumah Madam Havilah, nenek Phoenix dan Shahasika di Negeri Basikal. Mereka semua tengah berada di rumah Madam Havilah ketika mereka mendengar bahwa dusun tempat mereka tinggal mengalami kebakaran hebat dan Alba serta Wetty menjadi tersangka dalam kasus kebakaran tersebut.

Kehidupan Phoenix dan Shahasika menjadi tak menentu. Mereka berpindah-pindah tempat dan mengalami berbagai petualangan bersama Eaton, Laryna dan Shalley yang juga mengalami hal yang sama (orang tua mereka telah dituduh sebagai tersangka kasus kebakaran hebat dusun mereka).


“Yang Mahakuasa itu adalah Tuhan...”

“Tuhan? Siapa dia?” sela Eaton dengan kelopak mata semakin menyipit.

‘Siapakah Tuhan?’ sebetulnya merupakan amanat pokok dalam novel ini. Amanat tersebut dimunculkan secara tersurat melalui nasihat yang disampaikan oleh Alba Ragoes, Bhagala dan Prof. Jahmur pada Phoenix dkk. Pesan yang ingin disampaikan penulis memang betul-betul tersampaikan. Namun, pemikiran dan pengalaman tentang keagamaan yang ingin penulis selipkan peda novel ini nyatanya terlalu banyak, sehingga membuat tokoh-tokoh terkesan sok tahu.

Detail kehidupan pada latar novel—Dunia Maya—sangat baik dan termasuk segar. Penulis mengawinkan budaya Indonesia dengan imajinasinya, sehingga terciptalah beberapa benda unik yang terdapat pada novel. Mulai dari transportasi, yaitu angkot cempana. Penulis juga mengganti barang-barang modern dengan burung, diantanranya burung pengirim pesan, penyuara waktu, penyiar kabar dan kendaraan burung. Nama makanan pun diambil dari nama hantu-hantu di Indonesia, seperti susu manis kuntilanak, es pocong dan daging bakar genderuwo.

Sayangnya, pendeskripsian benda-benda yang sangat baik tidak disertai dengan pendeskripsian tokohnya. Penokohan Phoenix semu dan kurang kuat. Phoenix, si tokoh utama, digambar-kan sebagai anak istimewa pada awal cerita, namun pada pertengahan cerita, terutama saat Phoenix dkk. bepergian dari satu tempat ke tempat lain, Phoenix menjadi sama seperti tokoh lain-nya yaitu Shahasika, Eaton, Laryna dan Shalley. Penokohan yang buruk ini akhirnya memengaruhi akhir cerita yaitu saat Phoenix secara tiba-tiba diangkat menjadi pangeran Negeri Azura. Efek terhormat, pahlawan dan kehebatan Phoenix yang ingin ditampilkan pada akhir cerita menjadi tidak terasa karena des-kripsi dan pemilihan kata-kata yang kurang bagus.

Bagian akhir cerita terasa terburu-buru. Masalah-masalah kecil yang terdapat pada novel mengalihkan masalah utama. Masalah utama menjadi terlupakan. Melalui ulasan ini, terlihat bahwa penulis ingin menonjolkan terlalu banyak hal. Ketika semua hal telah dituangkan ke dalam cerita, seluruh hal tersebut justru menjadi semu. Bahasanya cukup ringan. Sayangnya, beberapa kesa-lahan cetak masih ditemukan, salah satunya yaitu tidak ada tanda kutip pada dialog antar tokoh.

Novel Phoenix dalam Mahkota Negeri Azura cocok untuk anak-anak dan pembaca yang menyukai fantasi petualangan. Dunia Phoenix yang dibuat menarik dan petualangan Phoenix dkk. dari awal hingga akhir cerita membuat novel ini cukup layak untuk dibaca.

Jumat, 11 November 2011

Yellow by Coldplay

Look at the stars,
Look how they shine for you,
And everything you do,
Yeah they were all yellow,

I came along
I wrote a song for you
And all the things you do
And it was called yellow

So then I took my turn
Oh all the things I've done
And it was all yellow

Your skin
Oh yeah your skin and bones
Turn into something beautiful
D'you know you know I love you so
You know I love you so

I swam across
I jumped across for you
Oh all the things you do
Cause you were all yellow

I drew a line
I drew a line for you
Oh what a thing to do
And it was all yellow

Your skin
Oh yeah your skin and bones
Turn into something beautiful
D'you know for you i bleed myself dry
For you i bleed myself dry

Its true look how they shine for you
look how they shine for you (4x)
look how they shine
look at the stars look how they shine for you

Sabtu, 05 November 2011

Gift of a Friend by Demi Lovato

Sometimes you think you'll be fine by yourself'Cause a dream is a wish that you make all aloneIt's easy to feel like you don't need helpBut it's harder to walk on your own
You'll change inside when you realize
The world comes to life and everything's brightFrom beginning to end when you have a friend by your sideThat helps you to find the beauty you areWhen you open your heart and believe in the gift of a friendThe gift of a friend
Someone who knows when you're lost and you're scaredAnd they're through the highs and the lowsSomeone you can count on, someone who caresBeside you wherever you'll go
You'll change inside when you realize
The world comes to life and everything's rightFrom beginning to end when you have a friend by your sideThat helps you to find the beauty you areWhen you open your heart and believe in the gift of a friend
And when your hope crashes downShattering to the ground you, you feel all aloneWhen you don't know which way to goAnd there's no signs leading you home, you're not alone
The world comes to life and everything's brightFrom beginning to end when you have a friend by your sideThat helps you to find the beauty you areWhen you open your heart and believe inWhen you believe in, when you believe in the gift of a friend



This song reminds me of Anti and cuyung-cuyung :)

Selasa, 01 November 2011

Terima Kasih

Terima kasih. 2 kata yang sering sekali diucapkan oleh semua orang. Kadang kita menyampaikannya dengan tulus, tapi kadang juga hanya embel-embel percakapan atau mungkin karena ada rasa "ga enak" dengan lawan bicara kita.

Terima kasih biasanya diucapkan ketika kita mendapatkan sesuatu yang baik, bisa jadi sebuah informasi yang baik, perbuatan orang yang menguntungkan kita atau hal lainnya. Namun, pernahkah kita sadar bahwa terima kasih bukan hanya untuk hal-hal yang menguntungkan kita atau hal-hal yang kita sukai.

Coba sekilas mengingat masa lalu kita. Beberapa kenangan menyedihkan memang tampaknya ingin sekali dilupakan. Kadang kita juga ingin mengulang waktu agar kita tidak perlu mengalami hal yang tidak kita sukai. Sebut beberapa contohnya, ditindas, masalah dengan teman, melawan orang tua, kehilangan orang yang sangat kita sayangi, dan lain sebagainya. Hal yang ingin kita hapus dari hidup kita sebetulnya merupakan hal yang paling mengubah hidup kita.

Sebetulnya, dalam setiap kenangan buruk terdapat hikmah yang besar. Oke, kalimat lama memang. Dalam setiap apapun terdapat "terima kasih" di dalamnya. Hal buruk merubah kita. Perubahan bergantung kepada sikap kita dalam menanggapi hal tersebut, tapi saya yakin jika kita melihat dan menyadari hal yang benar, kita akan berubah ke arah yang lebih baik.

Jadi, berterimakasihlah jika kita menerima kritikan orang lain, walaupun cara penyampaiannya kurang berkenan di hati kita, berterima kasih pada orang tua terlebih pada orang yang telah mengubah kita ke arah yang lebih baik.

Posting sederhana, mungkin beberapa yang membacanya akan mengatakan "apa sih?", beberapa sudah bosan membaca posting bertema seperti ini, tapi melalui posting ini, saya ingin mengucapkan terima kasih pada beberapa orang.


"Thank you mom, dad, sister, brother, all of my family, all of my friends, and you.
Thanks because you had changed me into a better person and without you, I won't know how to do it right in the future, so once again thank you. Although I guess you won't read this--but I don't have any chance to say this to you, so I say it here.
Big thanks for all of you :)"